Silaturahmi Setengah Hati Wali Nagari Rao-Rao Tinggalkan Warga, Masyarakat Kecewa Bera

 

Editor : Hari Styn

Tanah Datar ( JMG ) Alih-alih mempererat hubungan dengan masyarakat, acara silaturahmi yang digelar Wali Nagari Rao-Rao Ade Raunas, SE di Surau Tabiang Jorong Carano Batirai, Kecamatan Sungai Tarab, Tanah Datar, pada Rabu (29/10/2025) justru meninggalkan luka dan kekecewaan mendalam di hati warga.

Pertemuan yang semula diharapkan menjadi ruang dialog antara pemerintah nagari dan masyarakat berjalan hangat di awal. Warga berkumpul, bersantap bersama, dan bersiap menyampaikan aspirasi mereka terkait berbagai persoalan pembangunan yang dinilai tak kunjung tuntas. Namun suasana mendadak berubah dingin ketika sang wali nagari meninggalkan lokasi secara tiba-tiba tanpa sepatah kata pun.

Dalam pantauan wartawan JMG Ade Raunas tampak meninggalkan surau setelah sesi makan bersama usai. Tidak ada salam penutup, pamit, atau penjelasan apa pun. Acara pun bubar tanpa arah.
Tabang hambua,” ujar seorang warga dengan nada kecewa, menggambarkan bubarnya acara yang tak meninggalkan kesan baik.

Jawaban tersebut bukannya meredam amarah warga, justru memperuncing kekecewaan mereka. Banyak yang menilai tindakan itu sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap masyarakat yang telah meluangkan waktu untuk hadir.

Kalau mau silaturahmi, silaturahmi lah. Jangan silaturahmi setengah hati,” tegas Akhiyar (62), tokoh masyarakat setempat, dengan nada getir.

Kekecewaan warga tak berhenti pada sikap sang wali nagari. Mereka juga menyoroti sejumlah program nagari yang dinilai tak tepat sasaran.
Menurut Rofiq (45), warga Carano Batirai, masyarakat sebenarnya telah menyiapkan sejumlah pertanyaan penting yang ingin mereka sampaikan. Salah satunya soal proyek penyedotan air irigasi di Banda Gadang yang dinilai gagal total.

Mesin sedot air itu dari dulu tak pernah jalan, tapi anggarannya masih terus dicantumkan. Kami ingin tahu, apa dasar kajiannya? Kenapa proyek gagal tetap dipertahankan?” ungkap Rofiq.

Selain itu, warga juga menyoroti program pelatihan budidaya maggot dan pelatihan konten kreator yang dianggap hanya menghamburkan dana tanpa hasil.
Pelatihan maggot itu katanya untuk kelola sampah, tapi tak ada hasilnya. Pelatihan konten kreator juga sama baru beli kamera, sudah berhenti. Belasan juta uang rakyat habis begitu saja,” tambahnya.

Menurut warga, penggunaan dana nagari kini jauh dari asas manfaat dan keadilan.
“Itu uang rakyat, bukan untuk kegiatan seremonial atau tempelan. Harusnya digunakan untuk yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” kritik Rofiq disambut anggukan setuju dari warga lain.

Hingga berita ini diterbitkan, Ade Raunas belum memberikan tanggapan resmi atas berbagai keluhan dan pertanyaan warga. Upaya konfirmasi lanjutan oleh JMG juga belum direspons.

( RN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *