Karanganyar, (JMG) – Pada pencak silat Perisai Diri, dalam berlatih teknik gerakan asli Perisai Diri dapat menggunakan senjata sebagai alat untuk melindungi diri. Sabtu 31 Agustus 2024.
Pendekar dari Alumni Heru Tetuko, Aris, Suryadi,
Sunardi dan masih banyak pendekar pendekar dari Alumni Panti Soko Colomadu Karanganyar Jateng, Pendekar Aris Perisai Diri dari Alumni Panti Soko Colomadu mengatakan, pelajaran senjata dibagi menjadi 2 macam. Pelajaran senjata wajib dan senjata tambahan. Senjata wajib dipelajari sejak mereka berada di tingkat keluarga. Adapun senjata wajib tersebut adalah: Pisau, Pedang dan Toya. Pisau adalah dasar dari senjata pendek.
Setelah mempelajari senjata tersebut, anggota Perisai Diri diharapkan bisa menggunakan senjata pendek lain seperti keris, gunting, pena, dan sebagainya. Pedang adalah dasar dari senjata sedang. Sesuai dengan bentuknya, pedang berfungsi untuk memperpanjang dan mempertajam serangan. Setelah mengerti akan penggunaan pedang, pesilat diharapkan dapat menggunakan benda dengan panjang yang sama sebagai senjata.
Toya adalah dasar dari senjata panjang. Tidak berbeda dengan yang lain, setelah belajar teknik thoya, diharapkan bisa menerapkan benda apapun yang panjang sebagai senjata. Selain senjata wajib, Perisai Diri juga memberikan pelajaran senjata lain seperti pedang samurai, kipas, abir, pentung, teken, tameng, clurit dan lain-lain. Seluruh senjata yang tidak termasuk dalam senjata wajib, oleh Perisai Diri dikategorikan sebagai senjata tambahan. Namun dalam mempelajarinya, tidak terkait dengan tingkatan.
Nurbiyanto dari alumni Panti Soko yang mendalami ilmu silat Perisai Diri sejak tahun 1980, juga menjelaskan Pada pencak silat Perisai Diri, dalam berlatih teknik gerakan asli Perisai Diri dapat menggunakan senjata sebagai alat untuk melindungi diri. Pelajaran senjata dibagi menjadi 2 macam. Pelajaran senjata wajib dan senjata tambahan.
Senjata wajib dipelajari sejak mereka berada di tingkat keluarga. Adapun senjata wajib tersebut adalah: Pisau, Pedang dan Toya. Pisau adalah dasar dari senjata pendek. Setelah mempelajari senjata tersebut, anggota Perisai Diri diharapkan bisa menggunakan senjata pendek lain seperti keris, gunting, pena, dan sebagainya. Pedang adalah dasar dari senjata sedang. Sesuai dengan bentuknya, pedang berfungsi untuk memperpanjang dan mempertajam serangan. Setelah mengerti akan penggunaan pedang, pesilat diharapkan dapat menggunakan benda dengan panjang yang sama sebagai senjata.
Toya adalah dasar dari senjata panjang. Aris mengatakan tidak berbeda dengan yang lain, setelah belajar teknik toya, diharapkan bisa menerapkan benda apapun yang panjang sebagai senjata. Selain senjata wajib, Perisai Diri juga memberikan pelajaran senjata lain seperti pedang samurai, kipas, abir, pentung, teken, tameng, clurit dan lain-lain. Seluruh senjata yang tidak termasuk dalam senjata wajib, oleh Perisai Diri dikategorikan sebagai senjata tambahan.
Namun dalam mempelajarinya, tidak terkait dengan tingkatan. Sejarah Perisai Diri almahum Joko Kartiko sebelum meninggal dunia, pernah menjelaskan, Perisai Diri merupakan salah satu organisasi beladiri dari IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) yang merupakan induk organisasi resmi pencak silat di Indonesia. Perisai Diri didirikan secara resmi pada tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya, Jawa Timur. Pendiri Perisai Diri yaitu Almarhum RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra bangsawan Keraton Paku Alam.
Latihan resmi Perisai Diri di Kampus UGM, dilaksanakan pada tahun 1974 yang diinisasi oleh dua mahasiswa Fakultas Psikologi, yaitu Yos Aris Priadji dan Eddy Tjahjono Putro di Fakultas mereka. Mulai dari sinilah Perisai Diri berkembang di UGM. Pada tanggal 10 Mei tahun 1976, Perisai Diri resmi berdiri sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa dibawah naungan Ditmawa UGM. Setelah dibangunnya Gelanggang Mahasiswa UGM, seluruh kegiatan UKM Perisai Diri dipindahkan ke sana. Seiring berjalannya waktu, UKM Perisai Diri UGM berkembang pesat dengan berbagai capaian prestasi yang diperolehnya, seperti Juara Umum 1 Kejuaraan Nasional Perti PD 2015 lalu dan Juara Umum 2 Kejuaraan Nasional Brawijaya Open Championship 2016 lalu.
Janji Perisai Diri Kami Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri berjanji: 1. Berketuhanan Yang Maha Esa 2. Setia dan taat kepada negara 3. Mendahulukan kepentingan negara 4. Patuh pada perguruan 5. Memupuk rasa kasih sayang, jelas Joko Kartiko sebelum wafat.













